Minggu, 13 Maret 2011

kosistensi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Konsistensi adalah suatu sifat yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – partikel tanah. Pengolahan tanah yang tepat sangat membantu keberhasilan pertanaman yang diusahakan . pengolahan tanah untuk media pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebaiknya dilakukan pada keadaan air yang tepat, yaitu tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak struktur tanah.
Sehingga dalam praktikum ini dibahas mengenai bagaimana konsistensi tanah pada masing-masing jenis atau struktur tanah. Adapun yang dibahas yaitu berkaitan dengan perhitungan kadar air yang ada pada tanah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan persentase kadar air dari suatu tipe tanah tertentu. Dalam hal ini juga dapat memahami hubungan dari konsistensi tanah terhadap porositas, aliran air, pengolahan tanah,mudah tidaknya akar menembus tanah dan lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penetapan konsistensi dengan menggunakan metode kualitatif, maka dari itulah praktikum konsistensi tanah ini dilakukan.

1.2 Tujuan
1. Menentukan konsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijatan tangan pada berbagai kadar air tanah
2. Menggambarkan konsistensi tanah tergolong tanah lepas, lunak, keras, gembur, teguh, lekat atau plastik.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi konsistensi
a. Konsistensi tanah adalah suatu sifat yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – partikel tanah
( Kurniawan. 2007 )
b. Konsistensi tanah adalah istilah yang berkaitan dengan kandungan air yang menunjukkan manifestasi gaya – gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja didalam tanah pada kandungan air yang berbeda – beda
( Halim,1986 )
c. Konsistensi tanah adalah massa yang digunakan untuk mendeskripsikan daya tahan tanah pada berbagai macam kelembaban yang disebabkan oleh tekanan mekanik atau memanipulasinya.
( Nyle.C.Brady )

2.2 Macam – macam konsistensi tanah
Menurut penentuan dilapangan :
a. Konsistensi basah, diamati pada saat tanah dalam keadaan basah atau berada diatas kapasitas lapangan terdiri dari :
- Kelekatan adalah keadaan adhesi tanah terhadap bahan lain berdasarkan kelekatan bahan tanah jika diotekan antara ibu jari dan telunjuk , antara lain : tidak lekat, agak lekat,lekat dan sangat lekat.
- Plastisitas adalah kemampuan bahan tanah untuk diubah bentuknya karena pengaruh tekanan danm tetap pada bentuk semula meskipun tekanan telah dilepaskan, antara lain :
a. Tidak lekat: tidak dapat digulung,
b. agak lekat: dapat dibuat ttapi mudah rusak,
c. liat: dapat dibuat dan mudah dibentuk,
d. sangat liat : mudah dibuat
b. Konsitensi lembab, diamati pada kondisi kandungan legas kurang lebih antara kering angin dan kapasitas lapangan , dengan cara diremas sampai tanah agak lembab, antara lain :
a. Lepas – lepas : bahan tanah tidak mampat
b. Sangat gembur : mudah hancur
c. Gembur : dipijat dengan liat baru hancur
d. Teguh : dipijat sukar hancur
e. Sangat teguh : ditekan kuat hingga jari sakit
f. Luar biasa teguh : dengan bantuan alat baru hancur
c. Konsitensi kering diukur dengan cara memecahkan agregat dalam keadaan kering angin menggunakan ibu jari dan telunjuk atau tangan, antara lain :
a. Lepas – lepas : masa tanah tidak terikat sama sekali
b. Lunak : ditekan sedikit hancur, lemah
c. Agak keras : tahan dipijat, dapat digores dengan kuku.
d. Keras : dipijat tidak bereaksi, dapat digores dengan kaca
e. Sangat keras : tidak bias patah, data digores dengan besi
f. Luar biasa keras : bongkahan batu bias dengan dipukul palu geologi

• Menurut penetapan dilaboratorium :
Konsitensi ditetapkan secara langsung dilaboratirium berdasarkan angka atterberg, berikut ini batas konsitensinya, antara lain :
a. Batas cair ( BC ) adalah kandungan legas tanah pada saat tanah dapat mengalir tanpa tekanan, dibawah standar getaran
b. Baatas Lekat ( BL ) adalah kandungan legas pada saat masih kering yang dibasahi secara perlahan dan mulai melekat pada logam.
c. Barasd gulung ( BG ) adalah kandungan legas pada saat keliatan mulai terasa dan tanah dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki.
d. Batas berubah wrna ( BBW ) adalah kandungan legas tanah pada saat pasta mulai kering karena massih ada air kapiler.
( Susanto. 2005 )

2.3 Metode Pengukuran konsistensi tanah
(1) Secara kualitatif
dilakukan di lapangan dalam deskripsi profil tanah. Cara-nya dengan jalan memijit di antara ibu jari dan Cara menetapkan kosistensi tanah ada dua cara yaitu: telunjuk, atau dilakukan dengan menggunakan pnetrometer. Pengamatan dengan menggunakan alat pnetrometer, memberi hasil kuantitatif, nilainya dinyatakan dalam kg/cm3 .Penetrometer – mengamati seberapa keras tanah, hal ini sama dengan pengaruh akar tanaman. Tanah memiliki konsistensi sangat lemah, hanya ada gaya kecil diantara partikel. Maka roda modil mudah menekan pasir dan terjebak dalam pasir
(2) Secara kuantitatif,
dikerjakan di laboratorium. Penentuan konsistensi tanah dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan angka-angka “ATTERBERG
( Anonymaos, 2010 )
2.4 Faktor mempengaruhi konsistensi tanah
a. Tekstur tanah
Bila teksturnya pasir maka konsistensinya rendah, bila liat konsistensinya tinggi. Semakin halus tekstur tanahnya maka konsistensinya tinggi sehingga daya tarik partikelnya semakin besar juga daya mengikat airnya juga besar.
b. Kadar air
Bila kadar air tinggi dan mempunyai batas tertentu maka konsistensi tanah akan menurun. Yang semua itu disebabkan kondisional tanah jenuh. Denganya kadar air kita dapat menentukan kelekatan dan kemampatan konsitensi tanahn ad
c. Bahan Organik
Fungsi dari bahan organic adalah mengandung agregat tanah. Bahan organic yang tinggi akan meningkatkan daya tahan air dan nilai konsistensinya tinggi.
d. Struktur
Bila semakin mantap strukturnya maka konsistensinya semakin tinggi. Struktur merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah terjadi dikarenakan debu, liat dan pasir terikat menjadi satu. Misalnya pada struktur granuler yang memiliki ruang pori besar, maka konsistensi tanahnya rendah.
2.5 Faktor dipengaruhi konsistensi
a. Perakaran
Bila konsistensinya tinggi atau teguh maka akar akan sukar untuk menembus tanah
b. Infiltrasi
Bila konsistensinya rendah maka infiltrasinya akan tinggi.
c. Pengolahan
Bila konsistensinya rendah maka pengolahan tanah akan menjadi mudah ( gembur ),material tanah dapat dipecah dengan tekanan lemah dan mudah hancur menjadi butiran lepas, sehingga terdapat banyak pori – pori udara . sedangkan konsistensi tanah yang teguh m,aterial tanahnya sulit pecah sehingga membutuhkan pengolahan tanah yang lebih sulit.
d. Porositas
Bila konsistensinya tinggi maka porositasnya juga rendah karena banyak pori- porinya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger